BBCA | Bank Central Asia

1 167
Akhir tahun 2024 merupakan puncak euforia dimana BBCA telah mencapai puncaknya ( All Time High ) dan semua investor baik retail dan smart money memperoleh keuntungan pada waktu itu. Tidak lama kemudia BBCA turun hingga ke support 9.500, pelaku pasar beranggapan bahwa hal tersebut merupakan koreksi semata dan merupakan momentum untuk buy on weakness ( beli harga murah.

Meleset, itulah kata yang tepat. Awal tahun 2025 dibuka cukup memprihatinkan, BBCA turun pada kuartal pertama hingga lebih dari 10% menyentuh area support 8.500 dan sempat rebound hingga 9.175 diperkirakan bahwa BBCA akan pulih. Namun bagaikan badai yang datang secara tiba tiba, Donald Trump presiden AS yang baru dilantik pada waktu itu membuat sebuah kebijakan yang mengguncang seluruh masyarakat dunia dengan menerapkan berbagai tarif ke berbagai negara.

Hal itu memicu reaksi negatif terhadap bursa saham indonesia ( IDX ). Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) turun cukup tajam. Baik investor domestik maupun investor asing berbondong bondong untuk memindahkan aset beresiko ke aset aman ( safe heaven ). Ini menyebabkan berbagai emiten ambruk termasuk BBCA yang jatuh hingga menyentuh support 7.375.

Singkat saja, April 2025 ketegangan antara Amerika Serikat dengan berbagai negara termasuk Indonesia dalam hal ' Tarif ' sudah mulai terselesaikan. Investor mulai berdatangan dan kembali masuk, terbukti pada 14 April BBCA sukes rebound hingga menembus resisten 8.600 bahkan dilanjutkan dengan kenaikannya hingga 9.700.

Awal Juni, BBCA kembali turun hingga 8.500. 4 saham IPO muncul dalam 1 bulan, salah satunya terdapat Chandra Daya Investasi ( CDIA ) membuat sebagian investor melirik dan menarik dana untuk mendaftarkan dirinya sebagai peserta IPO. IHSG ditutup merah pada perdagangan Senin 23 Juni. Berbagai emiten dibuka merah, termasuk BBCA. Mayoritas investor keluar untuk menyetorkan modalnya ke IPO

16 Juli 2025 muncul katalis positif yang digadang gadang akan berdampak pada sektor perbankan termasuk BBCA. Bank Indonesia ( BI ) memangkas suku bunga sebanyak 25 basis poin (bps) dari 5.50% menjadi 5.25% yang merupakan pemangkasan ketiga sejak awal tahun 2025. Pemangkasan ini diharapkan akan menjadi angin positif dengan harapan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, ucap Gubernur Bank Indonesia,Perry Warjiyo.

Berdasarkan kondisi yang kami paparkan diatas dan dengan memperhatikan pergerakan harga dari BBCA sekarang, kita ketahui BBCA tertanggal 17 Juli 2025 berada di kisaran harga 8.500. ini beberapa poin yang kami dapatkan

1. Volume penjual di harga 8.500 tidak setinggi saat bbca hendak turun pada tanggal 22 Mei 2025 ( 9.800 ).

2. BBCA mulai memasuki area golden ratio fibonacci yang pertama 0.5.

Dengan pertimbangan tersebut, kami memiliki beberapa skenario

Skenario 1 : BBCA akan rebound di area fibonacci 0.5 didukung dengan melemahnya tekanan dari sisi seller ( Penjual )

Skenario 2 : BBCA akan lanjut turun dengan batas maksimal di harga 7.825 yaitu fibonacci 0.7 dan kemudian akan mulai terlihat buyer

Dengan kondisi seperti ini, kami akan targetkan BBCA akan menyentuh 10.000

Penafian

Maklumat dan penerbitan adalah tidak dimaksudkan untuk menjadi, dan tidak membentuk, nasihat untuk kewangan, pelaburan, perdagangan dan jenis-jenis lain atau cadangan yang dibekalkan atau disahkan oleh TradingView. Baca dengan lebih lanjut di Terma Penggunaan.